Selasa, 29 Maret 2011










Bangunlah Putra Putri Pertiwi
oleh: Iwan Fals
 
Sinar matamu tajam namun ragu
Kokoh sayapmu semua tahu
Tegap tubuhmu takkan tergoyahkan
Kuat jarimu kalau mencengkeram
Bermacam suku yang berbeda
Bersatu dalam cengkeramanmu
Angin genit mengelus merah putihku
Yang berkibar sedikit malu-malu
Merah membara tertanam wibawa
Putihmu suci penuh kharisma
Pulau pulau yang berpencar
Bersatu dalam kibarmu

Terbanglah garudaku
Singkirkan kutu-kutu di sayapmu oh.....
Berkibarlah benderaku
Singkirkan benalu di tiangmu
Jangan ragu dan jangan malu
Tunjukkan pada dunia
Bahwa sebenarnya kita mampu

Mentari pagi sudah membumbung tinggi
Bangunlah putra putri ibu pertiwi
Mari mandi dan gosok gigi
Setelah itu kita berjanji

Tadi pagi esok hari atau lusa nanti
Garuda bukan burung perkutut
Sang saka bukan sandang pembalut
Dan coba kau dengarkan
Pancasila itu bukanlah rumus kode buntut

Yang hanya berisikan harapan
Yang hanya berisikan khayalan
Panji Panji Demokrasi (feat. Jabo and Doddy)
oleh: Iwan Fals
 
Panji panji demokrasi
Apa sudah mati ?
Dewa dewa keadilan
Tinggal bayangan

Mata mata kesadaran
Di nina bobok kan
Kenapa hukum tak pernah
Menyentuh yang diatas

Pu tipu saling menipu
Kat sikat saling menyikat
Lah salah menjadi benar
Ngung bingung hidup menjadi bingung

Celaka
Menangis panji panji demokrasi

Panji panji demokrasi
Penuh luka berdarah
Jatuh menetes ke bumi
Membangunkan kesadaran

Pu tipu saling menipu
Kat sikat saling menyikat
Lah salah menjadi benar
Ngung bingung hidup semakin bingung

Celaka
Menangis panji panji demokrasi

Panji panji demokrasi sedang menangis
Panji panji demokrasi sedang mengemis
Obat Awet Muda
oleh: Iwan Fals
 
Tante tante yang kesepian
Bertingkah seperti perawan
Berlomba lomba mencari pasangan
Persis oplet tua yang cari omprengan
Di ujung jalan
Saling berebut cari muatan

Slop dasi gaun model Paris
Eye shadow parfum impor
Duduk dibelakang stir mobil Mercedes
Pasangannya seorang pemuda
Yang jimatnya melebihi dosis
Sebesar burung belibis
Hey aku mendesis

Tuan yang merasa hidung belang
Keranjingan main perempuan
Tak peduli itu istri orang
Yang penting bisa ngasah pedang
Warisan dari nenek moyang
Pedang tajam wanita ditendang

Jangan nyonya ingat dong suami
Jangan tuan ingat anak istri
Jawab mereka apa ?
Justru itu harus kami lakukan
Mengapa harus dilakukan ?
Ndak tau ?
Karena itu karena itu

Obat awet muda
Asmara dan Pancaroba
oleh: Iwan Fals
 
Awan hitam semakin legam
Hujan panas silih berganti
Gelombang panas menyengat bumi
Insan merintih tak berhenti

Rintih tangis di malam hari
Jerit pilu menyayat kalbu
Wajah sendu menanti pagi
Hujan badai berhenti

Kicau burung ramai bernyanyi
Tanda musim berganti
Kasihku kan datang berlari
Menjemput hatiku yang sepi

Kini ku bersama kembali
Seperti dahulu berseri
Asmaraku yang telah pergi
Kini bersemi lagi
Surat Buat Wakil Rakyat
oleh: Iwan Fals
 
Untukmu yang duduk sambil diskusi

Untukmu yang biasa bersafari

Di sana, di gedung DPR


Wakil rakyat kumpulan orang hebat

Bukan kumpulan teman teman dekat

Apalagi sanak famili


Di hati dan lidahmu kami berharap

Suara kami tolong dengar lalu sampaikan

Jangan ragu jangan takut karang menghadang

Bicaralah yang lantang jangan hanya diam


Di kantong safarimu kami titipkan

Masa depan kami dan negeri ini

Dari Sabang sampai Merauke


Saudara dipilih bukan dilotre

Meski kami tak kenal siapa saudara

Kami tak sudi memilih para juara

Juara diam, juara he'eh, juara ha ha ha......


Untukmu yang duduk sambil diskusi

Untukmu yang biasa bersafari

Di sana, di gedung DPR

Di hati dan lidahmu kami berharap

Suara kami tolong dengar lalu sampaikan

Jangan ragu jangan takut karang menghadang

Bicaralah yang lantang jangan hanya diam


Wakil rakyat seharusnya merakyat

Jangan tidur waktu sidang soal rakyat

Wakil rakyat bukan paduan suara

Hanya tahu nyanyian lagu "setuju......"
Jalan yang Panjang Berliku
oleh: Iwan Fals
 
 
Jalan panjang yang berlik
Jalan lusuh dan berbatu
Namun kuharus mampu menempuh
Bersama beban di batinku
Kudatang berlumur debu
Kupergi bersama bayu
Diantara gelisah
Kucoba untuk tetap kukuh
Tiadakan tempat kuberteduh
Dikala luka membiru
Uh .. Uh .. Uh ..
Segenggam harapan dalam jiwa
Hilang punah tiada kesan ..
Dikegelapan ..
Barang Antik
oleh: Iwan Fals
 
Berjalan tersendat
Diantara sedan sedan licin mengkilat
Dengan warna pucat
Dan badan penuh cacat sedikit berkarat

Hei oplet tua dengan bapak sopir tua
Cari penumpang dipinggiran ibukota
Sainganmu mikrolet, bajai dan bis kota
Kini kau tersingkirkan oleh mereka

Bagai kutu jalanan
Di tengah tengah kota metropolitan
Cari muatan
Untuk nguber setoran sisanya buat makan

Hei oplet tua dengan bapak sopir tua
Cari penumpang dipinggiran ibukota
Sainganmu mikrolet, bajai dan bis kota
Kini kau tersingkirkan oleh mereka

Berjalan zig zag ngebut
Nggak peduli walau mobil sudah butut
Suara bising ribut
Yang keluar dari knalpotmu bagai kentut

Hei oplet tua dengan bapak sopir tua
Cari penumpang dipinggiran ibukota
Sainganmu mikrolet, bajai dan bis kota
Kini kau tersingkirkan oleh mereka

Oh bapak tua
Pemilik oplet tua
Tunggu nanti di tahun dua ribu satu
Mungkin mobilmu
Jadi barang antik
Yang harganya selangit

Oh bapak tua
Pemilik oplet tua
Tunggu nanti di tahun dua ribu satu
Mungkin opletmu
Jadi barang nyentrik
Yang harganya selangit
Bongkar
oleh: Iwan Fals
 
Kalau cinta sudah di buang

Jangan harap keadilan akan datang

Kesedihan hanya tontonan

Bagi mereka yang di perbudak jabatan


(*) O, o, ya o ... Ya o ... Ya bongkar


O, o, ya o ... Ya o ... Ya bongkar


Sabar, sabar, sabar dan tunggu

Itu jawaban yang kami terima

Ternyata kita harus ke jalan

Robohkan setan yang berdiri mengangkang

Kembali ke : (*)


Reff I :

Penindasan serta kesewenang-wenangan

Banyak lagi teramat banyak untuk disebutkan

Hoi hentikan

Hentikan jangan di teruskan

Kami muak dengan ketidakpastian dan keserakahan

O, o, ya o ... Ya o ... Ya bongkar

O, o, ya o ... Ya o ... Ya bongkar

Reff II :

Di jalan kami sandarkan cita-cita

Sebab dirumah tak ada lagi yang bisa dipercaya

Orang tua pandanglah kami sebagai manusia

Kami bertanya tolong kau jawab dengan cinta

Kembali ke: (*), Reff I, Reff II
Aku Antarkan
oleh: Iwan Fals
 
 
Aku antar kau

Sore pukul lima

Laju roda dua

Seperti malas tak beringas

Langit mulai gelap

Sebentar lagi malam

Namun kau harus

Kembali tinggalkan

Kota ini

Saat lampu-lampu

Mulai dinyalakan

Semakin erat lingkar

Lenganmu di pinggangku

Jarak bertambah dekat

Dua kelok lagi

Stasiun bis antarkota

Pasti terlihat

Tak terasa seminggu

Sudah engkau di pelukku

Tak terasa seminggu

Alangkah cepatnya waktu

Tak terasa seminggu

Habis kulumat bibirmu

Tak terasa seminggu

Tak bosan kau minta itu

Tiba ditujuan

Mesin kumatikan

Jariku kau genggam

Seakan enggan kau

Lepaskan
Nyanyian Jiwa
oleh: Iwan Fals
 
Nyanyian jiwa
Bersayap menembus awan jingga
Mega mega
Terburai diterjang halilintar

Mata hati
Bagai pisau merobek sangsi
Hari ini
Kutelan semua masa lalu

Biru biru biru biruku
Hitam hitam hitam hitamku

Aku sering ditikam cinta
Pernah dilemparkan badai
Tapi aku tetap berdiri oh

Nyanyian jiwa haruslah dijaga
Mata hari haruslah diasah
Nyanyian jiwa haruslah dijaga
Mata hari haruslah diasah

Menjeritlah
Menjeritlah selagi bisa
Menangislah
Jika itu dianggap penyelesaian

Biru biru biru biruku
Hitam hitam hitam hitamku

Aku sering ditikam cinta
Pernah dilemparkan badai
Tapi aku tetap berdiri ohoh

Nyanyian jiwa haruslah dijaga
Mata hari haruslah diasah
Nyanyian jiwa haruslah dijaga
Mata hari haruslah diasah
Kembang Pete
oleh: Iwan Fals
 
Ku berikan padamu
Setangkai kembang pete
Tanda cinta abadi namun kere
Buang jauh-jauh impian mulukmu
Sebab kita tak boleh bikin uang palsu
Kalau diantara kita jatuh sakit
Lebih baik tak usah ke dokter
Sebab ongkos dokter disini
Terkait di awan tinggi

Cinta kita cinta jalanan
Yang tegak mabuk dipersimpangan
Cinta kita jalanan
Yang sombong menghadap keadaan

Semoga hidup kita bahagia
Semoga hidup kita sejahtera

Semoga hidup kita bahagia
Semoga hidup kita sejahtera

Kuberikan padamu sebuah batu akik
Tanda sayang bathin yang tercekik
Rawat baik-baik walau kita terjepit
Dari kesempatan yang semakin sempit
Intermezo
oleh: Iwan Fals
Katanya malam sepi
Ternyata malam tak sepi
Malam katanya sama
Ternyata malam tak sama

Didesaku dikotamu
Memang ada malam
Dihatimu dihatiku
Malam memang ada

Namun malammu tak sama malamku
Namun hatimu tak sama hatiku
Pahamkah kau ceritaku tantang malam

Malam didesaku nyanyi jangkrik merdu
Malam dikotamu keluh kesah bertalu
Malam dihatiku tetap gelap tak terang
Malam dihatimu gelap jadi bumerang
Sukur...

Oh ya, disini jurang kita
Dalam...dalam teramat dalam
Seperti gelapnya malam

Di heningnya malam
Di redupnya sinar
Satu rembulan berjuta bintang

Ayun kaki membelah sepi
Iring angan hidup punya arti
Seorang lelaki coba sembunyi

Kala keseribu teguk
Hanguslah problema yang menghimpit dada
Berbisik seorang pemabuk
Kepada dunia yang remehkan dia
Kepada dunia yang remehkan dia

Hembus angin lewat
Belai tubuh penat
Seorang lelaki bergumul pekat

Bosan kadang singgah
Di jiwa yang lelah
Kadang ada jemu
Sekejap berlalu

Kala keseribu teguk
Hanguslah problema yang menghimpit dada
Berbisik seorang pemabuk
Kepada dunia yang remehkan dia
Kepada dunia yang remehkan dia
JOGJA feat Sawung Jabo
 
 
 
Aku jalan sendiri
Dijalan yang sering aku lewati dulu
Aku masih melihat
Wajah wajah yang aku kenal dahulu

Dikota ini
Dikota ini

Aku bangun kembali
Setelah tidur yang panjang tanpa pernah kusadari
Ingin menyanyi
Untuk apa saja yang pernah terjadi dikota ini

Dikota ini
Dikota ini

Kupanggil Jogjakarta

Malam semakin sunyi
Jalan semakin sepi
Malam semakin dingin
Oh dikota ini masih ada jejakku

Malam semakin sunyi
Jalan semakin sepi
Malam semakin dingin
Oh dikota ini masih ada jejakku

Na na na na na na na
Na na na na na na na

Oh dikota ini masih ada jejakku 
 
 
ciptaan: Iwan fals
Raung buldozer gemuruh pohon tumbang

Berpadu dengan jerit isi rimba raya

Tawa kelakar badut-badut serakah

Dengan hph berbuat semaunya

Lestarikan alam hanya celoteh belaka

Lestarikan alam mengapa tidak dari dulu...

Oh mengapa.....


Oh...oh...ooooo......

Jelas kami kecewa

Menatap rimba yang dulu perkasa

Kini tinggal cerita

Pengantar lelap si buyung


Bencana erosi selalu datang menghantui

Tanah kering kerontang

Banjir datang itu pasti

Isi rimba tak ada tempat berpijak lagi

Punah dengan sendirinya akibat rakus manusia

Lestarikan hutan hanya celoteh belaka

Lestarikan hutan mengapa tidak dari dulu saja


Oh...oh...ooooo......

Jelas kami kecewa

Mendengar gergaji tak pernah berhenti

Demi kantong pribadi

Tak ingat rejeki generasi nanti


Bencana erosi selalu datang menghantui

Tanah kering kerontang

Banjir datang itu pasti

Isi rimba tak ada tempat berpijak lagi

Punah dengan sendirinya akibat rakus manusia

ciptaan: Iwan fals
Nyanyikanlah lagu indah
Hanyalah untukku
Saat temaram datang ketuk hati

Tolong kau dendangkan
Usaplah nurani
Agar tak kelam

Sekali lagi kuminta
Coba kau nyanyikan
Semoga dapat kurasa ikhlasmu

Pasti kan kudengar
Pasti kuresapi
Kasih yakinlah

Bukan ku tak mau mengalunkan laguku
Kutakut menyakiti telingamu
Bukan aku enggan memainkan gitarku
Sebab cinta bukan hanya nada

Kalau kita saling percaya
Tak perlu nada tak perlu irama
Berjalanlah hanya dengan diam

Sekali lagi kuminta
Coba kau nyanyikan
Semoga dapat kurasa ikhlasmu

Pasti kan kudengar
Pasti kuresapi
Kasih yakinlah

Bukan ku tak mau mengalunkan laguku
Kutakut menyakiti telingamu
Bukan aku enggan memainkan gitarku
Sebab cinta bukan hanya nada

Kalau kita saling percaya
Tak perlu nada tak perlu irama
Berjalanlah hanya dengan diam
Melangkahlah hanya dengan diam 
 
ciptaan: Iwan Fas
Lelaki kecil usia belasan
Rokok ditangan depan kedai tuak
Disela gurau tiga temannya
Di atas koran asyik main domino

Di lokalisasi pinggiran kota
Yang nama dosa mungkin tak bicara
Neraka poster indah
kamar remang
Engkau lahir lelaki
kecil malang

Reff:
Gali gongli bocah karbitan
Besar dari belaian
Ribuan bapak
Gali gongli anak rembulan
HIdup dari bibir yang
Iklankan tubuh mulus
Ibunya.......

Lelaki kecil usia belasan
Usai berjudi pagi habis subuh
Kembali....ia ditelan sepi
Entah esok apalagi
Hari depan........
Hari depan.......

ciptaan: Iwan fals
Berjalan seorang pria muda
Dengan jaket lusuh dipundaknya
Di sela bibir tampak mengering
Terselip s'batang rumput liar

Jelas menatap awan berarak
Wajah murung s'makin terlihat
Dengan langkah gontai tak terarah
Keringat bercampur debu jalanan

Reff I :

Engkau sarjana muda
Resah mencari kerja
Mengandalkan ijasahmu
Empat tahun lamanya
Bergelut dengan buku
'Tuk jaminan masa depan
Langkah kakimu terhenti
Di depan halaman sebuah jawaban

Termenung lesu engkau melangkah
Dari pintu kantor yang di harapkan
Tergiang kata tiada lowongan
Untuk kerja yang di dambakan

Tak peduli berusaha lagi
Namun kata sama yang kau dapatkan
Jelas menatap awan berarak
Wajah murung s'makin terlihat

Reff II :

Engkau sarjana muda
Resah mencari kerja
Tak berguna ijasahmu
Empat tahun lamanya
Bergelut dengan buku

Sia-sia semuanya
Setengah putus asa dia berucap
"maaf ibu..."

ciptaan: Iwan Fals
I am jealous of the moonshine
I am jealous of the sun's rays

Oh sun the sun above
You are the soul of life
Moon full moon above
Your light in this darkening the world
In the eyes for peace and tranquility

Water of love
You are the blood that ruin through my veins

There are more and more conflicts
Even without the threat of nuclear games
Civilized economy and technology
Did not bear the green and peace movement

Let us sing
For the world of green and peace
Let us sing
For the rejuvination of the universe constitution

Let’s echo the word

Let’s start our revolution for green and peace
Let’s start our revolution for green and peace
Let’s start our revolution for green and peace
Let’s start our revolution for green and peace

Sing the song for the world of green and peace

Human civilitation
Witness how greed ruins natures harmony
The earth shaltering the atmosphere is heating up
The stars would never shine

The beginning of the millenium
Bring war criminals
Witness Bosnia, Somalia, Palestine
Watch the world crumbles plagued by terrorism

Singing together

Let’s start our revolution for green and peace
Let’s start our revolution for green and peace
Let’s start our revolution for green and peace
Let’s start our revolution for green and peace

The sun, the earth, the moon and the stars
You are the witness for the universe constitution
Constitution and democracy made by the men
Could never solve problems world conflict


ciptaan: Iwan fals
Kukenal kamu dari jauh
Tergetar hati melihatmu

Matamu bening
Suaramu bening
Semangatmu hening

Wajahmu lembut
Senyummu lembut
Rambutmu lepas tergerai

Terasa sejuk mengenalmu
Merdeka aku dibuaimu

Jalan yang panjang
Sebatas pandang
Kau tempuh tanpa mengeluh

Tangan terkepal
Berangkatlah kapal
Menuju dermaga sepi

Kunyanyikan hanya untukmu
Puja puji ini karena rindu
Air mata terlanjur tumpah
Membasahi tanah menjadi darah

Dipayungi mega kelabu

Aku tak peduli
Apa yang terjadi
Jangan kau pergi dariku

Akan kutemani
Ke dermaga sepi
Membelai ombak yang biru

Kau bangkitkan aku
Kupanggil kau selalu
Bertahanlah dalam gelombang

Kau buka mataku
Kau sadarkan aku
Janganlah bosan

Kunyanyikan hanya untukmu
Puja puji ini karena rindu
Air mata terlanjur tumpah
Membasahi tanah menjadi darah

Dipayungi mega kelabu

lagu ciptaan: iwan fals
Hari itu, ketika tubuhku pada metabolismenya yang terendah…
Mataku berakomodasi tak percaya…
Benarkah yang tertangkap oleh nervi optici-ku??
Dalam sms mu…
Katamu, akulah nukleus kehidupanmu…
Katamu, jika kau flagelatta, maka akulah ATP…
Katamu, jika kau inflamasi, akulah prostaglandin
Sadarkah kau??
Kau berhasil membuatku mengalami hipertensi fisiologis dan tachycardi
Perintahkan membrana tympani mu mendengar seluruh discuss vertebralis ku berkata…
Setiap cardiac output-ku membutuhkan pacemaker darimu.
Setiap detail gerakan glossus-mu merangsang saraf simpatisku.
Ucapan selamat malammu laksana diazepam
Ucapan “jangan menangis, sayang”-mu bagaikan valium bagiku…
Dan ketika kau pergi…terasa bagaikan imunosupresi untukku…
diposkan dari: www.malau.net